9/19/2013

Hukum Moore


“Kekuatan mikroprosesor menjadi dua kali lipat setiap 18 bulan.
Kekuatan komputasi menjadi dua kali lipat setiap 18 bulan.
Harga komputasi berkurang setengahnya setiap 18 bulan.”
(Gordon Moore, 1965)
Hukum Moore adalah salah satu hukum yang terkenal dalam industri mikroprosesor yang menjelaskan tingkat pertumbuhan kecepatan mikroprosesor. Diperkenalkan oleh Gordon E. Moore salah satu pendiri Intel. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan kecepatan perhitungan mikroprosesor mengikuti rumusan eksponensial.
Perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan HUKUM MOORE semakin tidak Relevan untuk meramalkan kecepatan mikroprossesor. Hukum Moore, yang menyatakan bahwa kompleksitas sebuah mikroprosesor akan meningkat dua kali lipat tiap 18 bulan sekali, sekarang semakin dekat ke arah jenuh. Hal ini semakin nyata setelah Intel secara resmi memulai arsitektur prosesornya dengan code Nehalem. Prosesor ini akan mulai menerapkan teknik teknologi nano dalam pembuatan prosesor, sehingga tidak membutuhkan waktu selama 18 bulan untuk melihat peningkatan kompleksitas tapi akan lebih singkat
Akan tetapi, saat ini Hukum Moore telah dijadikan target dan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan industri semikonduktor. Peneliti di industri prosesor berusaha mewujudkan Hukum Moore dalam pengembangan produknya. Industri material semikonduktor terus menyempurnakan produk material yang dibutuhkan prosesor, dan aplikasi komputer dan telekomunikasi berkembang pesat seiring dikeluarkannya prosesor yang memiliki kemampuan semakin tinggi.
Secara tidak langsung, Hukum Moore menjadi umpan balik (feedback) untuk mengendalikan laju peningkatan jumlah transistor pada keping IC. Hukum Moore telah mengendalikan semua orang untuk bersama-sama mengembangkan prosesor. Terlepas dari alasan-alasan tersebut, pemakaian transistor akan terus meningkat hingga ditemukannya teknologi yang lebih efektif dan efisien yang akan menggeser mekanisme kerja transistor sebagaimana yang dipakai saat ini.
Meskipun Gordon Moore bukanlah penemu transistor atau IC, gagasan yang dilontarkannya mengenai kecenderungan peningkatan pemakaian jumlah transistor pada IC telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan teknologi informasi. Tanpa jasa Moore mungkin kita belum bisa menikmati komputer berkecepatan 3GHz seperti saat ini.
Karakteristik Mikroprosesor 
Berikut adalah karakteristik penting dari mikroprosesor :
1.Ukuran bus data internal (internal data bus size)
Jumlah saluran yang terdapat dalammikroprosesor yang menyatakan jumlah bit yang dapat ditransfer antar komponen di dalammikroprosesor.
2.Ukuran bus data eksternal (external data bus size)
Jumlah saluran yang digunakan untuk transfer data antar komponen antara mikroprosesor dan komponen-komponen di luar mikroprosesor.
3.Ukuran alamat memori (memory address size)
Jumlah alamat memori yang dapat dialamatioleh mikroprosesor secara langsung.
4.Kecepatan clock (clock speed )
Rate atau kecepatan clock untuk menuntun kerjamikroprosesor.
5. Fitur-fitur spesial (special features):
Fitur khusus untuk mendukung aplikasi tertentu sepertifasilitas pemrosesan
 floating point , multimedia dan sebagainya.


HUKUM METCALFE

“Nilai atau kekuatan jaringan telekomunikasi adalah sebanding dengan kuadrat jumlah pengguna yang terhubung dari sistem (n2)”
(Robert Metcalfe – penemu teknologi Ethernet LAN-pada tahun 1970)

Hukum metcalfe ini memberikan banyak efek dalam jaringan telekomunikasi dan jaringan internet, jaringan sosial serta WWW (World Wide Web.).
Saat ini dapat dikatakan bahwa kehidupan seseorang tidak akan lepas dari yang namanya jaringan telekomunikasi terutama jaringan (internet). Mulai dari membaca berita, mencari bahan-bahan kuliah, mengunduh lagu, berkirim sms, memantau keadaan rumah melaui cctv via ponsel atau tablet, dan lain sebagainya yang mana hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya jaringan telekomunikasi atau internet.
Di sini yang memiliki peran penting adalah jaringan itu sendiri. Dengan adanya jaringan, seseorang dapat terhubung dengan yang lainnya dengan mudah. Entah itu melalui jaringan telekomunikasi misalnya melalui ponsel ataupun memalui jaringan internet seperti facebook, fasilitas email, chatting, dan lain-lain.
Apa yang dikemukakan oleh Robet Metcalfe  memanglah benar tentang nilai jaringan telekomunikasi yang sebanding dengan kuadrat jumlah pengguna yang terhubung ke dalam jaringan tersebut.
Kita ambil contoh pada layanan jaringan yang disediakan oleh Blackberry yang beberapa tahun ini mengalami peningkatan dalam jumlah penggunanya. Ketika Blackberry hadir pertama kali di Indonesia, orang-orang pasti bertanya apa kelebihan Blackberry dibanding dengan vendor-vendor penyedia ponsel yang menggunakan jaringan dari provider-provider lokal.
Mungkin pertama kali satu dua orang mencoba memakai produk Blackberry yang memiliki jaringan tersendiri serta memiliki fasilitas push email dan Blackberry Messenger (BBM). Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. Pengguna tidak perlu mengakses Internet terlebih dulu dan membuka satu persatu e-mail yang masuk, atau pemeriksaan e-mail baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Dengan adanya kelebihan pada jaringan Blackberry maka satu persatu masyarakat mulai tertarik untuk menggunakannya dan hasilnya adalah fantastis. Ketika pertama kali dikenalkan di akhir tahun 2004, jumlah pengguna Blackberry semakin lama semakin banyak dan hal ini sesuai dengan hukum Metcalfe itu sendiri.
 Hukum Metcalfe dan IT Resource
Dari contoh kasus di atas, apabila jumlah jaringan meningkat, maka jumlah pengguna jaringan meningkat sebanyak kuadrat dari jumlah jaringan tersebut dan hal ini akan berdampak juga dengan semakin meningkatnya permintaan perangkat-perangkat IT. Selain itu, pengembangan-pengembangan aplikasi juga semakin banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahan pembuat aplikasi dalam rangka untuk memudahkan pengguna jaringan dalam memanfaatkan jaringan yang ada.

HUKUM COASE

“Bersamaan dengan biaya transaksi yang menurun, sebuah organisasi kecil pun berkembang”
(Ronald Coase)

Dalam dunia IT, komponen biaya kadang menjadi hal yang sangat rumit. Seharusnya dengan adanya IT, sebuah perusahaan akan terbantu dalam pekerjaan serta dalam hal menghasilkan profit dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh IT. Akan tetapi hal itu akan sangat berbeda jika sudah masuk ke dalam ranah perawatan, upgrade ataupun perbaikan IT yang dimiliki perusahaan. Bisa-bisa perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk hal tersebut. Hal ini juga lah yang kadang menghambat perusahan-perusahaan skala kecil yang ingin bersaing dan tetap eksis dengan menginginkan adanya dukungan IT yang handal dikarenakan biaya untuk pengadaan dan perawatan serta perbaikan IT yang tidak bisa dibilang murah. Jika ini terus menerus terjadi, maka sangat tidak menguntungkan bagi organisasi atau perusahan kecil.
Hukum Coase dan IT Resource (Outsourcing IT)
Dengan adanya kasus-kasus seperti di atas, Ronald Coase mengemukakan pendapat bahwa bersamaan dengan biaya transaksi yang menurun, sebuah organisasi kecil pun  berkembang. Coase dalam hal ini lebih menyoroti tentang tingginya biaya untuk pengadaan hingga perawatan IT yang sangat besar yang harus dikeluakan oleh sebuah perusahaan. Dengan kata lain, struktur organisasi berkembang seiring semakin efisiennya biaya transaksi.
Untuk mengatasi kejadian di atas, Coase berpendapat untuk melakukan outsourcing setiap fungsi TI yang dapat dilakukan lebih efisien oleh pihak lain daripada harus memiliki infrastruktur sendiri. Hal ini diperkuat dengan adanya teknologi Cloud Computing.
Cloud computing (komputasi awan) dapat didefinisikan sebagai gabungan pemanfaatan teknologi komputer (’komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (’awan’) . Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Cloud computing dapat juga disamakan sebagai suatu layanan (as a service), dimana pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet atau remote locationtanpa perlu pengetahuan, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi layanan tersebut. (from WIkipedia).
Jika ditilik dari kasus kepemilikan teknologi, perusahaan dan pelaku bisnis sebenarnya memiliki dua (2) opsi, yaitumemiliki teknologi atau menyewa teknologi. Sekian banyak perusahaan asing di Indonesia memilih untuk menyewa teknologi dibanding membelinya. Karena dengan menyewa, pengeluaran perusahaan menjadi tetap dan bisa diperkirakan hingga jangka waktu yang panjang. Kemudahan inilah yang jadi alasan kenapa lebih enak menyewa dibanding membeli. Karena jika membeli, akan mengeluarkan biaya-biaya tidak tetap yang lain untuk menunjang reliabilitas dari teknologi itu sendiri. Yang mana artinya, akan lebih banyak lagi biaya yang harus dikeluarkan.
Menyewa akan menimbulkan biaya yang disebut OpEx – Operasional Expenditure, yang sifatnya rutin dan cenderung tetap. Membeli akan menimbulkan CapEx – Capital Expenditure, yang sifatnya hanya sekali pada saat membeli, namun disertai dengan biaya-biaya lain seperti pemeliharaan maupun biaya depresiasi capital.
Dengan konsep yang sama, cloud computing juga mulai mendapat perhatian. Dilihat dari biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam pengadaan solusi ini, cloud computing sangat condong kepada model biaya OpEx, karena :
Perusahaan pengadopsi teknologi ini tidak perlu membeli peralatan / hardware
Perusahaan juga tidak perlu membeli lisensi / software
Ekstrimnya, perusahaan tersebut juga tidak perlu memiliki departemen IT yang bertugas untuk memonitor server, storage, jaringan, dan aplikasi bisnis.
Sebuah perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi ini tinggal datang ke sebuah provider solusi berbasis cloud computing, lapor berapa jumlah user, mengukur kapasitas kebutuhan, menyesuaikan kebutuhan bisnis mulai dari sisirequirements maupun kualitas produk pelayanan (yang mungkin terdiri atas paket2 tertentu), tanda tangan kontrak, dan jadilah solusi kebutuhan ini dapat ditangani, tanpa harus memiliki serta mengelola data center sendiri.
Jadi, apabila biaya transaksi (terutama untuk hal IT) menurun, maka perusahaan-perusahaan kecil pun berkembang tanpa harus ribut masalah biaya tambahan untuk IT



0 komentar:

Post a Comment